nuril Anwar blog


TEKNIK AMPUTASI
July 21, 2007, 4:02 am
Filed under: ARTIKEL

TEKNIK AMPUTASI
TERNYATA KURANG ISLAMI
TEKNIK AMPUTASI
AMPUTASI memang merupakan istilah kesehatan yang sudah bukan istilah khusus lagi karena hamper yang mempunyai nyawa memahami arti kata tersebut. Seseorang pasien yang yang dinyatakan harus amputasi baik itu organ penting atau organ yang tidak sangat penting semuanya akan menakutkan dan menyakitkan.
Bagi seorang muslim dalam menyikapi hal seperti itu sebaiknya berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit yang ada pada bagian tubuh kita. Bila ada dokter yang mengharuskan amputasi carilah dokter lain. Banyak orang muslim yang sakit bagian tubuhnya namun tanpa banyak ikhtiar berobat diamputasi begitu saja bagian tubuh yang terkena penyakit itu.
Maaf pembaca, ilustrasi di atas sekedar kias/analogi karena dalam kehidupan sehari-hari masih banyak lembaga Islam khususnya lembaga pendidikan Islam masih banyak pimpinan lembaga yang dengan kekuasaannya main amputasi terhadap warga/anggota, baik murid yang kurang tertip atau karyawan yang kurang tertib, bahkan guru yang tidak disukai. Firman Allah yang intinya” Berpegang teguhlah pada tali Allah dan jangan bercerai-berai……..” dan Sabda Rasulullahi SAW yang maksudnya” Seorang muslim dengan muslim lain adalah saudara. Orang Islam itu bagai jasad/tubuh yang satu bila ada bagian tubuh yang sakit kita akan ikut mesasakannya………” . Sebaiknya jangan hanya dirasakan saja. Sebaiknya diobati dong! Dan betapa tidah Islaminya bila di AMPUTASI TANPA DIAGNOSIS DOKTER.
Wah kalau begitu AMPUTASI semacam itu benar-benar tidak Islami.



PENGARUH INTERNET
June 19, 2007, 3:29 am
Filed under: ARTIKEL

PENGARUH INTERNET
BAGI REMAJA

Komputer merupakan salah satu media elektronik yang sangat canggih. Di komputer terdapat program internet. Karena dengan komputer program internet tersebut dapat dioperasikan. Bahkan hampir semua orang menggunakan komputer sebagai sarana mengoperasikan program internet.
Internet juga tidak kalah canggihnya dengan sarananya itu sendiri. Akhir-akhir ini justru internetlah yang lebih berkembang. Berjuta orang menggunakan internet untuk berbagai keperluannya, mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan dinas, karena dinilai ineternet ini lebih praktis. Di negara kita tercinta ini sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang memamfaatkan internet sebagai sarana penting dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet lebih-lebih dalam penggunaan word wide web dan e mail, mereka semakin menyatu dengan program canggih itu. Bagi mereka internet sudah termasuk bagian kehidupannya,seperti mereka bergaul akrab dengan pakaian mereka.
Banyak manfaat yang mereka peroleh dari internet, terutama dalam proses komunikasi dan penggalian informasi, namun tidak sedikit yang menyalahgunakan penggunaan internet itu. Tidak sedikit remaja yang bejat moralnya, malas belajar karena hampir semua waktunya untuk keperluan hura-hura melalui internet. Lebih-lebih remaja atau pelajar yang tanpa malu atau takut membuka situs-situs porno. Mereka semua selalu menyampaikan berbagai alasan bila ditanya. Misalnya mereka semua mempunyai rasa keingin tahuan yang tinggi dan rasa ingin coba- coba. Selain itu mereka juga terpengaruh oleh omongan-omongan para orang dewasa. Semua hal itu berdampak buruk bagi diri mereka semua maupun orang lain yang berada di dekat mereka. Mereka yang sekilas saja menyaksikan hal-hal porno akan terus menerus menyaksikannya karena mereka ketagihan. Tak lama kemudian sifat mereka akan berubah lebih buruk dan mereka semua akan terlibat dalam pergaulan bebas. Dan bagi mereka yang berada di sekitar orang-orang yang terlibat dengan hal itu akan mengalami kerugian pula. Mereka akan khawatir atau merasa resah dengan adanya orang-orang yang berbudi pekerti buruk seperti itu berada di dekat mereka. Sehingga hidup mereka tidak tenang karena bertetangga dengan orang bejat.
Di balik semua dampak buruk yang timbul karena media internet, juga banyak dampak negatif yang di timbulkan media internet. Misalnya sebagai sumber informasi, media komunikasi, e-commerce, media promosi, pengisian dan query data.
Internet sebagai sumber menggali infomasi. Melalui internet, kita dapat mengakses infomasi globa baik pada lembaga internasional seperti FAO, USDA, IMF maupun lembaga nasional seperti BPS, LIPI dan Universitas. Barangkali infomasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan internasional, nasional, maupun lokal yang berisi produk-produk mereka.
Internet sebagai media komunikasi. Melalui internet dapat dilakukan komunikasi baik antar individu maupun antar organisasi melalui fasilitas seperti e mail, fax, chatting dan teleconference.
Internet sebagai e-commerce. Perdagangan melalui internet menjadi trend yang mengglobal. Banyak perusahaan- perusahaan baru muncul dengan berbasis internet. Perusahaan Amazon.com yang bergerak dalam penjualan buku online disebut juga sebagai toko buku maya adalah salah satu contoh perusahaan yang baru muncul yang sukses memasarkan produk- produk mereka melalui internet.
Internet merupakan sarana promosi. Internet membantu suatu daerah supaya dapat melakukan promosi tentang potensi daerah baik kepada calon investor ataupun perusahaan yang akan membeli produk dari perusahaan lainnya.
Internet sebagai alat pengisian data dan query data. Selain media promasi proyek LUDM memanfaatkan teknologi internet untuk pengiriman data isian formulir sp1a, sp1b dan seterusnya maupun untuk query data oleh bagian yang diberi wewenang untuk mengakses data tersebut.
Banyak manfaat – manfaat yang dapat diambil dari internet. Tapi itu semua tergantung oleh orang – orang atau perusahaan – perusahaan yang memanfaatkan media internet. Bila internet itu disalahgunakan dalam pemanfaatannya, maka akan timbul dampak negatif yang tidak diinginkan.
Menurut data yang saya peroleh, para remaja dan pemuda di Tiongkok dengan internet dapat memperluas cakrawala dan menambah pengetahuan umu mereka semua. Tetapi seperti halnya di negara kita, informasi yang tidak senonoh atau tidak baik juga terjadi di sana. Itu juga memberi dampak negatif bagi mereka karena dapat mempengaruhi perkembangan perilaku mereka. Namun hal itu sudah terlambat karena tak beda jauh dengan di ngara kita bahwa sebagian dari mereka hanyut dalam dunia khayalan pada jaringan internet.
Berbagai kalangan masyarakat dewasa dan pemerintah di Tiongkok khawatir dengan pengaruh internet di sana ( Tiongkok ). Dan kalangan masyarakat dewasa serta pemerintah berusaha mencari solusi untuk menghindari dampak- dampak negatif yang tidak diinginkan terjadi. Usaha- usaha yang mereka lakukan misalnya memperbaiki atau memperketat pengelolaan warnet- warnet komersial yang ada di Tiongkok. Dan dengan jelas serta tegas menetapkan bahwa warung internet komersial harus melarang masuknya atau menyeleksi orang- orang yang akan ke warung internet tersebut. Orang yang belum dewasa dilarang masuk ke warung internet tersebut. Orang- orang yang belum dewasa adalah orang- orang yang usianya belum mencapai 18 tahun. Penetapan tersebut harus di patuhi. Para remaja dan pemuda di sana dilarang karena anak yang hanyut dalam dunia khayalan internet akan mengganggu belajar dan itu sangat menyesalkan di akhir- akhir.
Menurut saya peraturan di Tiongkok ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Dampak positifnya misalnya para remaja dan pemuda di Tiongkok tidak terpengaruh hal- hal yang bisa merusak akal pikirannya serta hal- hal yang dapat mengganggu belajarnya. Sedangkan dampak negatifnya misalnya adalah jika para pelajar membutuhkan media internet untuk mendapatkan literatur mungkin mereka akan sedikit kesulitan karena mereka belum memiliki KTP karena mereka masih dibawah umur 18 tahun.
Akhirnya dalam tulisan yang sangat sederhana ini penulis berharap agar para remaja dapat memanfaatkan media internet secara maksimal dalam peningkatan kualitas diri sekaligus peningkatan sumber daya manusia seutuhnya sebagai generasi penerus bangsa. Sebaliknya jangan sekali-kali menyalahgunakan penggunaan internet yang dapat merusak moral remaja sehingga kita dapat meneruskan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang telah dikumandangkan pertama kali oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.



PENGARUH INTERNET
June 14, 2007, 5:20 am
Filed under: ARTIKEL

PENGARUH INTERNET
BAGI REMAJA

Komputer merupakan salah satu media elektronik yang sangat canggih. Di komputer terdapat program internet. Karena dengan komputer program internet tersebut dapat dioperasikan. Bahkan hampir semua orang menggunakan komputer sebagai sarana mengoperasikan program internet.
Internet juga tidak kalah canggihnya dengan sarananya itu sendiri. Akhir-akhir ini justru internetlah yang lebih berkembang. Berjuta orang menggunakan internet untuk berbagai keperluannya, mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan dinas, karena dinilai ineternet ini lebih praktis. Di negara kita tercinta ini sudah mulai banyak sekolah-sekolah yang memamfaatkan internet sebagai sarana penting dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet lebih-lebih dalam penggunaan word wide web dan e mail, mereka semakin menyatu dengan program canggih itu. Bagi mereka internet sudah termasuk bagian kehidupannya,seperti mereka bergaul akrab dengan pakaian mereka.
Banyak manfaat yang mereka peroleh dari internet, terutama dalam proses komunikasi dan penggalian informasi, namun tidak sedikit yang menyalahgunakan penggunaan internet itu. Tidak sedikit remaja yang bejat moralnya, malas belajar karena hampir semua waktunya untuk keperluan hura-hura melalui internet. Lebih-lebih remaja atau pelajar yang tanpa malu atau takut membuka situs-situs porno. Mereka semua selalu menyampaikan berbagai alasan bila ditanya. Misalnya mereka semua mempunyai rasa keingin tahuan yang tinggi dan rasa ingin coba- coba. Selain itu mereka juga terpengaruh oleh omongan-omongan para orang dewasa. Semua hal itu berdampak buruk bagi diri mereka semua maupun orang lain yang berada di dekat mereka. Mereka yang sekilas saja menyaksikan hal-hal porno akan terus menerus menyaksikannya karena mereka ketagihan. Tak lama kemudian sifat mereka akan berubah lebih buruk dan mereka semua akan terlibat dalam pergaulan bebas. Dan bagi mereka yang berada di sekitar orang-orang yang terlibat dengan hal itu akan mengalami kerugian pula. Mereka akan khawatir atau merasa resah dengan adanya orang-orang yang berbudi pekerti buruk seperti itu berada di dekat mereka. Sehingga hidup mereka tidak tenang karena bertetangga dengan orang bejat.
Di balik semua dampak buruk yang timbul karena media internet, juga banyak dampak negatif yang di timbulkan media internet. Misalnya sebagai sumber informasi, media komunikasi, e-commerce, media promosi, pengisian dan query data.
Internet sebagai sumber menggali infomasi. Melalui internet, kita dapat mengakses infomasi globa baik pada lembaga internasional seperti FAO, USDA, IMF maupun lembaga nasional seperti BPS, LIPI dan Universitas. Barangkali infomasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan internasional, nasional, maupun lokal yang berisi produk-produk mereka.
Internet sebagai media komunikasi. Melalui internet dapat dilakukan komunikasi baik antar individu maupun antar organisasi melalui fasilitas seperti e mail, fax, chatting dan teleconference.
Internet sebagai e-commerce. Perdagangan melalui internet menjadi trend yang mengglobal. Banyak perusahaan- perusahaan baru muncul dengan berbasis internet. Perusahaan Amazon.com yang bergerak dalam penjualan buku online disebut juga sebagai toko buku maya adalah salah satu contoh perusahaan yang baru muncul yang sukses memasarkan produk- produk mereka melalui internet.
Internet merupakan sarana promosi. Internet membantu suatu daerah supaya dapat melakukan promosi tentang potensi daerah baik kepada calon investor ataupun perusahaan yang akan membeli produk dari perusahaan lainnya.
Internet sebagai alat pengisian data dan query data. Selain media promasi proyek LUDM memanfaatkan teknologi internet untuk pengiriman data isian formulir sp1a, sp1b dan seterusnya maupun untuk query data oleh bagian yang diberi wewenang untuk mengakses data tersebut.
Banyak manfaat – manfaat yang dapat diambil dari internet. Tapi itu semua tergantung oleh orang – orang atau perusahaan – perusahaan yang memanfaatkan media internet. Bila internet itu disalahgunakan dalam pemanfaatannya, maka akan timbul dampak negatif yang tidak diinginkan.
Menurut data yang saya peroleh, para remaja dan pemuda di Tiongkok dengan internet dapat memperluas cakrawala dan menambah pengetahuan umu mereka semua. Tetapi seperti halnya di negara kita, informasi yang tidak senonoh atau tidak baik juga terjadi di sana. Itu juga memberi dampak negatif bagi mereka karena dapat mempengaruhi perkembangan perilaku mereka. Namun hal itu sudah terlambat karena tak beda jauh dengan di ngara kita bahwa sebagian dari mereka hanyut dalam dunia khayalan pada jaringan internet.
Berbagai kalangan masyarakat dewasa dan pemerintah di Tiongkok khawatir dengan pengaruh internet di sana ( Tiongkok ). Dan kalangan masyarakat dewasa serta pemerintah berusaha mencari solusi untuk menghindari dampak- dampak negatif yang tidak diinginkan terjadi. Usaha- usaha yang mereka lakukan misalnya memperbaiki atau memperketat pengelolaan warnet- warnet komersial yang ada di Tiongkok. Dan dengan jelas serta tegas menetapkan bahwa warung internet komersial harus melarang masuknya atau menyeleksi orang- orang yang akan ke warung internet tersebut. Orang yang belum dewasa dilarang masuk ke warung internet tersebut. Orang- orang yang belum dewasa adalah orang- orang yang usianya belum mencapai 18 tahun. Penetapan tersebut harus di patuhi. Para remaja dan pemuda di sana dilarang karena anak yang hanyut dalam dunia khayalan internet akan mengganggu belajar dan itu sangat menyesalkan di akhir- akhir.
Menurut saya peraturan di Tiongkok ada dampak positif dan ada dampak negatifnya. Dampak positifnya misalnya para remaja dan pemuda di Tiongkok tidak terpengaruh hal- hal yang bisa merusak akal pikirannya serta hal- hal yang dapat mengganggu belajarnya. Sedangkan dampak negatifnya misalnya adalah jika para pelajar membutuhkan media internet untuk mendapatkan literatur mungkin mereka akan sedikit kesulitan karena mereka belum memiliki KTP karena mereka masih dibawah umur 18 tahun.
Akhirnya dalam tulisan yang sangat sederhana ini penulis berharap agar para remaja dapat memanfaatkan media internet secara maksimal dalam peningkatan kualitas diri sekaligus peningkatan sumber daya manusia seutuhnya sebagai generasi penerus bangsa. Sebaliknya jangan sekali-kali menyalahgunakan penggunaan internet yang dapat merusak moral remaja sehingga kita dapat meneruskan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang telah dikumandangkan pertama kali oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.



Wawancara
June 11, 2007, 5:01 am
Filed under: ARTIKEL

Wawancara

Wawancara & Reportase
Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabannya adalah tidak. Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas daripada wawancara, sedangkan wawancara merupakan salah satu jenis teknik reportase.
Reportase dapat diartikan sebagai proses pengumpulan data yang digunakan untuk penulisan karya jusnalistik. Objek pengumpulan data tersebut dapat berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, buku-buku, tempat bersejarah, dan sebagainya. Suatu reportase disebut sebagai wawancara jika objek reportasenya adalah manusia.
Ada beberapa jenis wawancara, yaitu:
1. Man in the street interview. Cara ini dilakukan bila kita ingin mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang hendak kita angkat menjadi bahan berita.
2. Casual interview, atau disebut juga wawancara mendadak. Ini adalah jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.
3. Personality interview, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap figur-figur publik yang terkenal, atau bisa juga terhadap orang-orang yang dianggap memiliki sifat/kebiasaan/prestasi yang unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.
4. News interview, yaitu wawancara dalam rangka memperoleh informasi dan berita dari sumber-sumber yang mempunyai kredibilitas ataupun reputasi di bidangnya.

Wawancara yang Baik
Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal – antara lain – sebagai berikut:
1. Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.
2. Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.
3. Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.
Contoh yang baik: “Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak?”
Contoh yang lebih baik lagi: “Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?”
Contoh yang tidak baik: “Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak.”
4. Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.
5. Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.
6. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya.
7. Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber “buka mulut”. Sedangkan untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi wawancara.
8. Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu yang akan datang.
9. Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, “Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing”.
10. Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.

Media Cetak & Media Elektronik
Cara memperoleh/mengumpulkan berita melalui reportase, yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.
Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.
Namun perlu diingat bahwa wawancara untuk media cetak berbeda dengan wawancara untuk media elektronik. Wawancara untuk media elektronik biasanya dikemas semenarik mungkin. Sebelum wawancara berlangsung, seringkali dilakukan briefing antara pewawancara dan nara sumber, yang bertujuan untuk menjaga kelancaran wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara untuk media elektronik merupa kan “produk” tersendiri yang “dijual” kepada pemirsa/pendengar.
Sedangkan dalam media cetak, yang terpenting bagi pembaca adalah tulisan yang dibuat berdasarkan hasil reportase, sehingga proses wawancara tidaklah penting bagi mereka. Karena itu, wawancara untuk media cetak dapat berlangsung tanpa kemasan yang menarik ataupun briefing antara wartawan dengan nara sumber. Satu-satunya persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan wartawan itu sendiri, yang mencakup bahan wawancara dan pengetahuan umum mengenai materi wawancara. Sedangkan proses wawancaranya dapat berlangsung dalam berbagai situasi dan tempat. Bisa di kantor, di restoran sambil makan siang, lewat telepon, sambil berjalan menuju halaman parkir, sambil ngobrol, dan sebagainya.

———-oo0nasrs0oo———-



Ide/Gagasan Dalam Menulis
June 9, 2007, 6:41 am
Filed under: ARTIKEL

Ide/Gagasan Dalam Menulis 1.         Dari mana datangnya ide?         Datang sendiri secara tak terduga         Datang setelah kita melakukan sesuatu (baca buku, nonton film, jalan-jalan, mengalami kejadian yang luar biasa, dst)         Dicari         Berdasarkan referensi tertentu         Berdasarkan ucapan atau pendapat orang lain

         Dan masih banyak lagi.

 2.         Mencari & mengembangkan ide

  1. Pikirkan sebuah objek (sebuah foto di kamar)
  2. Susun pertanyaan:

         Kapan foto itu dibuat?         Siapa yang memotret?         Di mana lokasinya?         Kejadian apa yang berlangsung ketika itu?         Kenapa sampai ada foto itu? Adakah maksud tertentu? Dalam rangka apa?         Bagaimana proses pembuatan foto itu? Bagaimana suasananya?

  1. Kita sudah mendapat sebuah ide yang lengkap!
  2. Pikirkan sebuah kejadian (seorang preman berjalan di tengah pasar sambil membawa stik golf)
  3. Susun pertanyaan:
  4. kenapa ada preman kampung menenteng stik golf?
  5. dari mana dia mendapatkan stik golf itu?
  6. kenapa dia membawa stik golf itu ke sebuah pasar?
  7. apakah stik golf itu milik pribadinya, atau hadiah dari seseorang, atau dicuri dari seseorang?
  8. Bagaimana kejadiannya ketika dia mendapatkan stik golf itu? Apa yang terjadi ketika itu?
  9. Dan seterusnya.
  10. Kita sudah mendapat sebuah ide yang lengkap!
  11. Pelajari sebuah budaya masyarakat, fenomena kehidupan, dst (misalnya: penduduk di perbatasan kalimantan yang lebih menyukai ringgit malaysia ketimbang rupiah. Mereka juga lebih suka berdagang di malaysia ketimbang di Indonesia.
  12. Susun sebuah kisah tentang pemuda yang melawan arus. Ia ingin lebih cinta pada rupiah ketimbang ringgit. Ia juga bertahan untuk berdagang di Indonesia, walau tidak begitu laku.
  13. Kisah seperti ini pernah dimuat di Annida edisi No. 21/XIV/16 Agustus 2005. Judul: Cinta di Perbatasan. Penulis: Herti Windya Puspasari.
  14. Simak pendapat seorang tokoh. Misalnya: “Tolak RUU APP karena bertentangan dengan hak asasi perempuan!”
  15. Coba menganalisis pendapat ini. Bandingkan dengan pendapat kita.
  16. Jika misalnya kita tak setuju, coba inventarisir alasan-alasan kita, disertai referensi yang kuat.
  17. Maka jadilah sebuah tulisan OPINI!
  18. Pikirkan sebuah kondisi masyarakat. Misalnya: Masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara mengirim email.
  19. Maka, buatlah sebuah penjelasan lengkap tentang cara mengirim email.
  20. Maka jadilah sebuah tulisan “how to essay” atau technical writing.
  21. Ingatlah sebuah pengalaman hidup kita yang berkesan. Misalnya: saya pernah kecopetan.
  22. Ceritakan ulang pengalaman ini dengan gaya bahasa dan teknik bercerita yang baik. Ungkapkan bagaimana perasaan kita ketika mengalami kejadian tersebut.
  23. Maka jadilah sebuah tulisan personal essay dengan judul “ketika aku kehilangan sesuatu”.
  24. Anda punya pendapat, “Jalan kaki ke kantor itu lebih menguntungkan dari pada naik mobil”.
  25. Kemukakan ide ini dengan bahasa yang baik, disertai alasan-alasan yang kuat dan logis. Sampaikan dengan gaya bahasa yang membujuk dan provokatif, tapi tetap dalam batas kewajaran.
  26. Maka Jadilah sebuah artikel PERSUASIF dengan judul, “Ayo jangan kaki ke kantor!”
  27. Kehabisan ide? Coba gali ide dari dongeng/cerita rakyat (cerita anonim, tak jelas siapa pemiliknya. Bebas dari hak cipta, jadi boleh kita utak-atik semau kita.)
  28. Tulis ulang dongeng/cerita rakyat tersebut dengan versi apa saja, terserah kita. Ceritanya diubah atau diobrak-abrik pun tak masalah. Yang penting, masih ada benang merah dengan cerita aslinya.

 

  1. Ide ada tapi bingung ketika mau menulis

          Bebaskan pikiran, tulislah apa yang ada di pikiran Anda apa adanya. Jangan peduli pada aturan apapun (EYD, struktur tulisan, dst).         Jangan dibebani oleh pikiran-pikiran seperti: (1) tulisan ini harus bagus banget, (2) tulisan ini harus menarik bagi semua orang, (3) dst.         Jangan dibayang-bayangi oleh penulis idola Anda (“Pokoknya tulisan saya harus sama dengan tulisan Gunawan Muhammad!”)         Kerangka karangan bukanlah hal wajib. Gunakan jika ia membantu kelancaran ide. Jika justru mengganggu kelancaran ide, ya jangan pakai kerangka karangan.         Menulislah untuk diri sendiri, untuk menyenangkan diri sendiri. Tulislah hal-hal yang menarik dan bermanfaat bagi diri sendiri.         Setelah lancar menulis, barulah kita berpikir tentang cara merevisi tulisan agar lebih bagus, agar menarik bagi orang lain, dst. 

  1. Ide sudah ditulis, tapi mandeg di tengah jalan

          Istirahat dulu, kerjakan hal-hal lain         Rangsang ide dengan kegiatan yang bermanfaat (baca buku, nonton, diskusi dengan teman, dst).         Cobalah mengerjakan tulisan lain. Setelah fresh, kerjakan lagi tulisan sebelumnya. Tapi jangan meninggalkan sebuah tulisan terlalu lama! 5.   Ide saya sudah ditulis oleh orang lain           Percayalah! Setiap manusia itu unik. Jadi walau idenya sama, belum tentu hasil tulisannya juga sama (jika ditulis oleh orang yang berbeda).         Kembangkan ide yang sama dengan teknik baru, sudut pandang yang berbeda, gaya bahasa yang unik, dst.

         Tak ada ide yang benar-benar orisinal! Apapun ide yang muncul di kepala kita, pasti ada unsur pengaruh dari ide-ide yang sudah ada

 6.   Ide saya sudah klise   7.        Menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi atau kisah nyata  untuk cerita Fiksi:          Carilah bagian dari kisah nyata itu yang kita anggap menarik. Bagian yang kurang menarik, atau tidak menarik sama sekali, silahkan dibuang saja.

         Galilah bagian yang menarik tersebut, lalu kembangkan ceritanya sesuai

      keinginan kita

         Kalau perlu, carilah sudut pandang yang unik, agar ceritanya menjadi lebih bagus.         Setelah itu, tulislah cerita Anda. Olahlah “bahan baku” tersebut menjadi cerita yang utuh.         Setelah jadi, ia sudah menjadi cerita fiksi, bukan lagi pengalaman pribadi/kisah nyata.  8.        Sumber Ide           Menyentuh (touch). Contoh: di dalam lingkungan sekolah, kita berpapasan dengan seorang pesuruh. Kita pun menyapa dan berjabat-tangan dengan pesuruh yang sudah mengabdi sekian lama. Genggaman tangannya yang kasar terasa lemah.        Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul:  Mereka yang Berjasa Tanpa Terasa    



Strategi Menulis
May 31, 2007, 4:32 am
Filed under: ARTIKEL

Strategi Pra menulis

Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum anda masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya anda harus memikirkan strategi berikut:
1. Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
2. Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)
3. Gaya penulisan apa yang paling tepat?
4. Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda?
(Think twice before writing)
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak memahami dengan bidang lain. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: 1.Kepada siapa anda menyajikan tulisan? 2.Media apa yang anda pilih? 3.Gaya penuturan apa yang paling tepat? 4.Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca? 5.Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik 6.Mengaitkan dengan kondisi actual 7.Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari 8.Menyajikan value added. 9. Meramu karya ilmiah popular. 10.Leading. 11. Pemaparan informasi. 12. Haruskah alur berbentuk piramida terbalik? 13.Merubah numerasi dan pembagian bab. 14. Alur kronologis 15.Alur proses. 16. Deduksi.
17.induksi



Protected: KIAT MENULIS
May 28, 2007, 7:01 am
Filed under: ARTIKEL

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Enter your password to view comments.


Mengawali Menulis
May 28, 2007, 4:22 am
Filed under: ARTIKEL

Bagaimana Mengawali Menulis
Penulis: Hadynur

Saya sendiri tidak ingat, sejak kapan saya suka menulis. Tetapi sejak SD dulu, saya sudah terbiasa membuat karangan dari tugas yang diberikan oleh guru bahasa indonesia. Meskipun tidak bagus, saya selalu gembira jika mengerjakanya. Menginjak SMP, saya pernah diajak teman-teman untuk mengurusi majalah dinding. Sedikit-sedikit, wahana tersebut makin membuat saya jatuh hati dengan dunia menulis. Eh, jangan salah ya. Mading di SMP saya dulu tidak se ”wah” dan sehebat mading anak-anak jaman sekarang.

Sekolah saya waktu itu baru saja berdiri. Saya saja angkatan ke-2.Jadinya, sarana dan prasarananya masih serba minim. Ditunjang lagi, akses informasi belum sebesar sekarang. Paling-paling hanya TVRI yang bisa menjangkau. Listrik juga baru masuk ketika saya menginjak di kelas dua. Bisa dibayangkan, mading yang kita buat serba terbatas. Hanya tempelan-tempelan kertas monoton.Di tulis tangan lagi, pokoknya tanpa sentuhan grafis komputer. Beda jauh dengan ”content” mading seperti yang dilombakan dalam ajang ”Mading deteksi championship”-nya Jawa Pos.

Beruntung, kegemaran saya tidak buntung sampai disini. Ketika SMA, saya didapuk mengelola majalah sekolah. Di sini tentu lebih kompleks lagi. Yang jelas, saya sedikit punya dasar-dasar kepenulisan. Meskipun saya akui, semua yang saya dapat lebih banyak bertumpu pada pengalaman.

Pengalaman sejak SD hingga SMA ini pernah saya ceritakan pada seorang teman. Ia sering bertanya ”bagaimana sih agar terbiasa menulis?”, bukan hanya berhenti disitu, kerapkali ia mengejar dengan bertanya lagi ”kalau males menulis gimana?”. Wah, wah susah juga menjawabnya.

Menurut saya menulis merupakan sesuatu yang unik. Banyak orang mencapai kepuasan batin setelah menuangkanya dalam bentuk tulisan. Tidak sedikit mereka memperoleh ”kemenangan puncak” setelah mampu menerbitkan buku setelah bertahun-tahun mengimpikan hal itu. Begitulan, menulis memang menawarkan beragam cara pandang dan kepuasan. Bahkan ada yang bilang, dunia menulis hanya bisa dipahami oleh sang penulis itu sendiri.

Memulai menulis, memang pekerjaan yang gampang-gampang susah. Disebut gampang, karena bagi sebagian orang hanya dengan memencet tombol dan berhadapan komputer mereka bisa langsung mengalirkan tulisan-tulisanya dengan lancar. Bahkan ketika sedang mencapai masa ”mood”, orang-orang tipe ini bisa menulis berjam-jam. Namun ada juga orang yang kesulitan untuk memulai membuat tulisan. Untuk membuat kalimat awal saja terasa kaku. Satu kalimat, dua kalimat, tiga kalimat hingga kalimat berikutnya belum juga menemukan kesesuaian. Jika sudah begini, biasa timbul rasa frustasi, rendah diri dan hilang kepercayaan diri. Akhirnya, seringkali berujar dengan kalimat ”aku memang tidak bakat menulis”.

Saya yakin, kejadian ini pernah dialami siapa saja. Apalagi bagi seorang penulis pemula, kesulitan paling besar biasanya bertumpu pada bagaimana mengawali sebuah tulisan.

Sebenarnya, tidak ada resep khusus untuk melakukan hal itu. Kuncinya cuman satu : tulis saja. Apa artinya, untuk memulai sebuah tulisan maka langkah pertama adalah berpatok pada pedoman, tulis saja apa yang ada dipikiran. Misalnya, ketika saya hendak membuat artikel tentang ini, saya bebaskan pikiran saya dari hal-hal diluar yang saya tulis. Prinsip saya hanya satu, menulis mengalir. Dengan begini saya tidak terlalu terbebani dengan judul yang saya angkat. Yang terpenting apa yang saya tulis masih dalam tema besar. Soal judul itu masalah belakangan, toh nantinya bisa dirubah.

Jika hal ini sudah bisa dilakukan, maka dengan sendirinya insting menulis akan tumbuh dengan sendirinya. Prinsip, tulis saja menjadikan seseorang peka terhadap situasi dan lingkungan. Misalnya ketika ia ingin menulis tentang mawar, maka tuangkan saja hal-hal apa saja yang ia ketahui tentang mawar. Warnanya, harumnya atau pengalamanya ketika mencium bau mawar. Bisa juga dikembangkan dengan menambah imajinasi.

Cara lain paling mudah adalah dengan menulis catatan harian. Apalagi jika dilakukan secara ajeg tiap hari. Umumnya kita akah mudah menulis jika diikuti dengan emosi dan perasaan. Di buku harian inilah, kita bisa menulis apa saja. Entah tentang cinta, keluarga, persahabatan bahkan permusuhan. Jika dihayati betul, saya yakin seorang penulis pemulapun bisa membuat catatan harian berlembar-lembar hanya untuk melukiskan kejadian satu hari.

Mungkin bagi sebagian orang, menulis di buku harian pekerjaan sia-sia. Tetapi, tahukah bahwa ada efek positif yang luar biasa yang akan diperoleh jika seseorang rutin menulis di buku harian. Pertama, ia tidak akan mudah stress. Ibaratnya, buku harian merupakan tempat lain untuk menumpahkan emosi dan pikiran. Mereka secara tidak langsung belajar untuk mengalihkan nafsunya kepada sesuatu yang lebih positif. Tentu jangka panjangnya menjadikanya lebih ekspresif, lebih stabil dalam mengendalikan emosi. Tapi untuk satu ini masih perlu penelitianlebih lanjut loh ! Kedua, menulis dibuku harian merupakan latihan praktek sesungguhnya tentang menulis. Lamban laun mereka akan menemukan karakter tulisanya. Jika sudah demikian, modal dasar untuk menjadi penulis profesional sudah ada. Tinggal bagaimana mengoptimalkan.

Novelis J.K Rowling yang kaya raya berkat “Harry potter” yang monumental itu juga selalu menulis setiap hari. Ia mengatakan, akan selalu menulis tanpa dibatasi waktu. Tidak peduli apakah siang, malam atau pagi. Asal libido menulis itu sudah muncul, dengan serta merta ia akan menulis dengan sendirinya.

Nah, bagaimana? Tidak sulit bukan mengawali menulis. Asal ada kemauan dan niat pasti bisa kok.. Seperti yang saya singgung diatas : tulis saja. Itu kunci pokoknya. Jangan terlalu percaya dengan bakat, karena bakat bukanlah segalanya. Justru niat dan kemauan untuk menulislah yang menjadi taruhan apakah ia bisa menulis atau tidak. Bukankah kakek einstein pernah bilang ”keberhasilan ditentukan oleh 99% kemauan, selebihnya bakat”. Selamat menulis ya, semoga sukses



PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KBK
May 26, 2007, 7:27 am
Filed under: ARTIKEL

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KBK
DI MTsN MALANG-I SIAP HADAPI UNAS

OLEH : NURIL ANWAR, S.Pd.

Pembelajaran Bahasa Indonesia KBK dan Unas merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan itu terletak pada kurikulum yang diacu. Unas sesuai dengan jenis bentuk tagihannya cenderung mengacu pada penilaian dalam kurikulum 1975, 1984, 1994, dan kurikulum 1994 saplement 1999 yang semuanya dalam pelaksanaannya masih menempatkan struktur kebahasaan untuk menyiapkan materi pembelajaran dan penilaiannya berorientasi pada diskreminasi siswa, sedangkan pembelajaran Bahasa Indonesia KBK menempatkan kompetensi yang berupa kemampuan untuk memproyeksikan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar ke dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara lisan ataupun tulis. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi tamatan, kompetensi umum, dan kompetensi dasar.
Kompetensi Tamatan , yakni kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi umum, yakni kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah siswa mengikuti mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar(KD), kompetensi-kompetensi pokok yang harus dimiliki siswa pelajaran tertentu , jenjang tertentu, dan satuan waktu tertentu(semester/tahun).
Pembelajaran Bahasa Indonesia KBK menggunakan jenis penilaian berbasis kelas. Jenis penilaian ini berorientasi pada deferensiasi siswa yang dilaksanakan untuk memperoleh pencapaian hasil belajar/penalaman belajar siswa. Pelaksanaan penilaian kelas ini dapat melalui penilaian produk dapat juga melalui penilaian proses Jenis penilaian ini sangat berpengaruh pada pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran
Dengan menggunakan penilaian berbasis kelas seperti tersebut di atas tidak memungkinkan menggunakan bentuk tagihan berupa Tes Tertulis Objektif Pilihan Ganda yang seperti pada soal-soal Unas. Kalau terpaksa masih harus menggunakan bentuk tagihan seperti itu maka butir-butir soal yang digunakan harus benar-benar menjaring kemampuan berbahasa dalam konteks/penggunaan untuk berkomunikasi. Hal ini bertentangan dengan data di lapangan karena sampai saat ini pemerintah masih mengadakan evaluasi akhir secara nasional dengan bentuk tes tulis objektif pilihan ganda. Sehingga pada diklat-diklat, seminar tentang KBK yang selalu bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang intinya mengkhawatirkan adanya kurikulum KBK ini menjadikan siswa tidak mampu menghadapi Unas.
Dalam tulisan yang sederhana ini penulis membatasi masalah pembahasan pada pembelajaran Bahasa Indonesia KBK di MTsN Malang-I dalam kaitannya dengan menghadapi Unas.
Untuk itu penulis menyajikan rumusan masalah sbb: “ Apakah Pembelajaran Bahasa Indonesia KBK di MTsN Malang-I mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam Menghadapi Unas?”
Dengan tulisan ini diharapkan penulis memperoleh informasi apakah Pembelajaran Bahasa Indonesia KBK di MTsN Malang-I dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal Unas. Untuk itu penulis mendata informasi tentang waktu MTsN Malang-I mulai mengikuti Unas, dan juga waktu mulai menerapkan pembelajaran KBK.
Setelah observasi dan wawancara dengan para jajaran pengelola di MTsN Malang-I diperoleh beberapa informasi. Pertama MTsN Malang-I mulai tahun pelajaran 1986/1997 s.d. tahun 2000/2001 dengan menerapkan kurikulum 1984 dan dilanjutkan kurikulum 1994 setiap tahunnya berhasil meluluskan siswanya dengan hasil 100% lulus. Mulai tahun pelajaran 2001/2002 sejak diberlakukan target pelulusan danem miunimal MTsN Madang-I sudah menerapkan KBK sebagai pendekatan untuk membelajarkan batir-butir pembelajaran dari GBPP 1994. Guru-guru sudah mulai menyiapkan perangkat pembejaran, mulai dari Identifikasi&klasifikasi materi, pemetaan materi, silabus, sampai pada penyusunan rencana pelajaran yang dilengkapi dengan rubrik penilaian yang semuanya di ambil dari GBPP 1994 suplement 1999. Dengan penerapan pembelajaran KBK tersebut MTsN Madang-I masih tetap mampu meluluskan siswanya dengan hasil 100%.
Tahun pelajaran 2004/2005 dan 2005/2006 MTsN Madang-I sudah menerapkan kurikulum Berbasis Kompetensi secara murni Namun masih dimulai dari kelan VII dan tahun ini (2006) kelas VIII dan pada tahun 2006 ini Belum bisa dilihat hasilnya karena Belum mengikuti Unas. Sedangkan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di MTsN Malang-I pada Unas 2005 itu juga sudah menerapkan KBK walaupun butir-butir pembelajaran diambil dari GBPP 1994 suplement 1999.
Dari data yang penulis kumpulkan seperti di atas jelas bahwa pembelajara Bahasa Indonesia KBK tidak akan menghambat siswa untuk mengikuti Unas. Berkaitan dengan kemunculan KBK dari draf ke draf masih banyak dijumpai tulisan-tulisan di media masa yang menentang KBK. Bahkan berdasarkan pengalaman penulis dalam seminal-seminar, diklat-diklat tentang KBK selalu bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang intinya menanyakan apakah dengan pembelajaran KBK siswa mampu untuk mengerjakan soal-soal Unas. Karena mereka melihat sepintas bahwa dalam pembelaran Bahasa Indonesia KBK Struktur/tata bahasa,diksi,tatabunyi, dan penggunaan ejaan tidak lagi menjadi materi pembelajaran, yang ada adalah kompetensi-kompetensi dasar .
Permasalahan itulah yang menjadi momok bagi guru-guru yang akan menerapkan pembejaran bahasa Indonesia KBK. Di benak mereka selalu dipenuhi pertanyaan sanggupkah dengan pembelajaran Bahasa Indonesia KBK ini untuk menghadapi Unas yang menggunakan bentuk tagihan berupa tes tertulis objektif pilihan ganda.
Dalam hal ini penulis berpandangan sebaliknya. Justru dengan menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia KBK siswa MTsN Malang-I akan lebih mampu menghdapi Unas.
Untuk mewujudkan hal itu penulis melalui tulisan sederhana ini akan menyampaikan beberapa syarat bagi pembelajaran Bahasa Indonesia KBK yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal Unas, sbb:
1). Penerapan KBK dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya tidak hanya mampu menghasilkan kompetensi berbahasa(membaca, mendengar, menulis,wiicara), namun pembelajaran Bahasa Indonesia KBK hendaknya dapat membentuk kemampuan berbahasa siswa dengan memperhatikan pola/format, penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah berbahasa yang benar seperti yang telah disiapkan oleh guru dalam rubrik penilaian yang mengacu pada indikator-indikator dari suatu kompetensi dasar yang telah dipilih.
Sebagai contoh bila kita memilih KD menulis surat resmi . Dengan KD ini diharapkan siswa mampu menulis surat resmi dengan menggunakan format yang betul, penggunaan bahasa yang benar dan tepat, penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.
Untuk mengetahui kaidah benar dan salah siswa dibimbing melakukan penilaian/penyuntingan dengan menggunakan rubrik penilaian yang aspek/unsur unsur yang dinilai mengacu pada indikator yang telah dirancanng. Dengan indikator yang jelas dan rubrik penilaian yang detail, maka siswa akan terbiasa menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai denganm kontek berbahasa, Dengan menerapkan Otentik assesemen siswa akan selalu bergelut dengan kaiadah-kaidah/kreteria yang dimunculkan dalam rubrik penilaian sehingga dapat dipastikan siswa akan mudah pula dalam memecahkan soal-soal Unas
2). Penerapan KBK dalam pembelajaran Bahasa Indonesia KBK akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi Unas. Hal ini akan terwujud bila guru Bahasa Indonesia mampu memproyeksikan wawasan, ketrampilan tentang KBK ke dalam kebiasaan berpikir dan bertindak untuk merancang seluruh perangkat pembelajaran dan pelaksanaannya.
3). Agar pembelajaran Bahasa Indonesia KBK ini benar-benar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan KD pembelajaran dan sekaligus dapat memecahkan soal-soal Unas maka skenario pembelajaran hendaknya dikemas secara terpadu dan dilakukan secara konprehensip yang dimulai dari kegiatan para/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan pasca/penutup yang semuanya saling keterkaitan satu dengan yang lain sehingga dapat mempermudah siswa untuk melakukannya dengan senang hati.
Keterpaduan dalam kegiatan /proses pembelajaran dapat dilakukan antar aspek berbahasa( seperti: membaca-menulis-wicara, mendengar-menulis-wicara,dsb) seperti yang pernah disyaratkat secara tersurat dalam rambu-rambu GBPP 1994. Keterpaduan itu dapat pula dilakukan antar unsur kebahasaan(seperti struktur, bentukan kata,diksi, Jean,dsb) yang semuanya dalam proses pembelajaran dapat disisipkan/dililitkan pada setiap kompetensi Dasar(KD) yang dibelajarkan.
Akhirnya penulis dapat menimpulkan bahwa pembejaran Bahasa Indonesia KBK di MTsN Madang-I tidak mengurangi/menghambat para siswa untuk meraih prestasi dalam Unas bahkan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk memecahakan soal-soal unas yang cenderung mengacu pada penilaian yang berorientasi diskreminasi pada kemampuan siswa. Hal itu akan terwujud selain karena sistem penerimaan siswa baru yang ketat, peningkatan menegerial dari pimpinan, juga tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas guru bahasa Indonesia sehingga dapat memproyeksikan pengetahuan,ktrampilan ke dalam kebiasaan berpikiur, dan bertindak untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia KBK secara profesional.
Nuril Anwar,S.Pd.
(Guru MTsN Madang-I Jalan Bandung no. 7 Malang Telp. (0341) 587087)



SISTEMATIKA PROPOSAL PTK(CAR)
May 26, 2007, 7:18 am
Filed under: ARTIKEL

SISTEMATIKA PROPOSAL PTK(CAR)

1. Judul
Judul CAR hendaknya 1) mencerminkan masalah, 2) mencerminkan tindakan sebagai upaya pemecahan, 3) singkat, dan 4) mudah dipahami

Contoh:
“Meningkatkan Minat Belajar Biologi melalui Modul Pembelajaran Team Game Tournament”
“Optimalisasi Keberanian Bertanya Siswa SLTP untuk Memahami Konsep Bilogi dengan Penyusunan Pertanyaan secara Mandiri”

2. Pendahuluan

a. Deskripsi masalah
Deskripsi ini berisi elaborasi dari masalah yang telah Anda Pili disertai dengan a) data-data awal yang mendukung; sebaiknya data awal tidak selalu NEM karena seolah-olah CAR Anda akan meningkatkan NEM, harapan yang terlalu besar; dan b) pentingnya masalah itu bagi proses relajar dan siswa secara umum.
b. Rumusan masalah
Masalah hendaknya dirumuskan secara komprehensif yang menggambarkan hasil dan proses. Bentuk kalimat bisa pernyataan, pertanyaan, atau gabungan antara keduanya. Contoh merumuskan masalah secara komprehensif yaitu dengan menginformasikan a) Siapa yang terkena dampak negatifnya, b) Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu, c) Masalah apa sebenarnya itu, d) Siapa yang menjadi tujuan perbaikan, dan e) Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan rencana tindakan)
c. Tujuan
Nyatakan tujuan dalam bentuk frase sacara singkat dan jelas, señalan dengan masalah. Rumusan tujuan harus operasional dan dapat diukur. Tuliskan indikator keberhasilannya sehingga Anda dapat mengecek dengan mudah.
d. Manfaat hasil penelitian
Nyatakan secara singkat namun menyangkut beberapa fihak: a) siswa, b) guru, c) sekolah, d) pengembang kurikulum, e) khasanah ilmu.

3. Kajian Pustaka dan Rencana Tindakan

Anda perla merujuk pada teori yang dapat menjustifikasi tindakan yang akan Anda berikan. Anda juga perla mengetahui penelitian-penelitian terakhir yang relevan. Rencana tindakan menjelaskan tentang apa yang akan Anda lakukan untuk memecahkan masalah.
Contoh rencana tindakan:
a. Jadwal pelajaran di sekolah yang dibuat lebih flexible dengan memberi desempatan guru mengajar secara terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah sekali tiap dua minggu akan meningkatkan daya tarik pembelajaran.
b. Guru menggunakan metode proyek dalam mengajarkan topik yang terpadu itu.
c. Pelaksanaan metode itu sebagian besar dilakukan di luar jam pelajaran.
encana tindakan itu sifatnya hanya untuk membantu Anda memulai penelitian, bukan untuk pegangan sepanjang penelitian.

4. Metode Penelitian
a. Setting penelitian
Setting atau konteks penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain yang ingin meniru keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian Anda.
b. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian menjelaskan tentang berbagai input instrumental yang akan Anda gunakan untuk memberi perlakuan dalam CAR. Uraikan yang berhubungan dengan Car itu saja. Hal-hal seperti pembuatan satuan pelajaran, rencana pelajaran, dan perangkat pembelajaran yang merupakan pekerjaan pembelajaran standar tidak perlu ikut diuraikan.
c. Siklus penelitian
Jelaskan berapa siklus yang akan Anda lakukan dan berdasarkan apa: waktu, pokok bahasan, atau lainnya. Perla juga dituliskan perlakuan apa yang akan Anda berikan pada siklus pertama, sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditulis.
d. Pembuatan instrumen
Jelaskan data pa saja yang Anda perlukan, apa sumber datanya, dan instrumen apa saja yang akan Anda gunakan untuk memperoleh data itu. Contoh instrumen: tes, kuesioner, lembar observasi, skala sikap, sosiometri, dan skala penilaian.
e. Analisis dan refleksi
Jelaskan secara singkat data apa yang akan Anda catat, bagaimana menganalisisnya, perubahan apa yang Anda harapakan akan terjadi, dan bagaimana hasil analisis itu akan Anda gunakan untuk melakukan refleksi.

5. Jadwal Penelitian
Buatlah jadwal berbentuk matriks yang menunjukkan kegiatan per bulan, meliputi a) kegiatan persiapan, b) siklus pertama, kedua, ketiga, dst., c) penulisan laporan tiap siklus, d) penulisan laporan akhir, e) seminal, dan f) perbaikan laporan akhir.

6. Rencana Anggaran Biaya
Buatlah rencana anggaran biaya sesuai dengan kegiatan-kegiatan pada butir 5 (lima) di atas.

7. Daftar Pustaka
Gunakan pedoman dari American Psychological Association (APA), jika memungkinkan.
Contoh:
Punk, W., & White, E. B. (1979). The element of style (3rd ed.). New York: Macmillan.
American Psychiatric Association. (1980). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (3rd ed.). Washington, DC: Author.
Letheridge, S., & Cannon, C. R. (Eds.). (1980). Bilingual education: Teaching English as a second language. New York: Praeger.